Kamis, 08 September 2011

Balada Kutukan Elevator Horor

Hai kawaaaaan, berjumpa lagi!
Well, sebelum memulai, gue ingin mengucapkan "MOHON MAAF LAHIR DAN BATIN" kepada siapapun elo yang membaca blog gue. Mungkin tanpa sepengetahuan gue, kata-kata di dalam blog gue terdengar menusuk di hati lo, misalkan lo tersinggung ketika gue menyinggung-nyinggung tentang ayan dan ternyata lo yang baca blog ini ternyata mengidap ayan juga. Kalau sudah begitu jadilah kita main ayan-ayanan di ayunan sambil liatin layangan dan berangan-angan.

Oke-oke, cukup.

Okeh, jadi di postingan berikut ini gue ingin menceritakan satu pengalaman gue yang mungkin gak terlalu lucu tapi sangat meninggalkan kesan di lubuk hati gue yang paling dalam. KEYYA, cut it~

Jadi, semua cerita ini diawali ketika gue dan dua temen gue, Adrian dan Krishna, melakukan keisengan khas remaja terhadap salah satu elevator di sebuah apartemen di bilangan Cawang.

Siang itu, hari begitu panas. Matahari terik menyinari padang pasir di Aljazair. Rasa haus sudah pada batasnya, dan air begitu susah didapat. Kami budak-budak jualan dari negeri seberang harus bekerja pontang-panting untuk mendapatkan seteguk air. De Leon, majikan kami, tidak pernah memberikan sesuatu yang gratis untuk budak-budaknya. Seteguk air dan sepotong kecil roti sama harganya dengan memikul 25 kilo pasir dari ujung bukit pasir yang satu ke bukit pasir yang lain. Sungguh sebuah penderitaan yang harus dilewati oleh kami bertiga dan kawan-kawan budak kami untuk bertahan di tenmpat yang sama sekali bukan habitat kami.

Eh tunggu-tunggu, kayaknya gue salah nyetel prolognya deh. Sebentar ya...

Siang itu, gue, Adrian, dan Krishna sedang berdiam diri di Starmart. Bagi yang gak tau Starmart, itu adalah semacam minimarket yang konsepnya mirip 711. Kebetulan, salah satu cabang Starmart ini ada di depan sekolah gue, jadilah Starmart ini sebagai tempat nongkrong anak-anak macem gue yang kebelet gaul dan kebelet pipis.

Hm, jadi dimulailah insiden ini. Fida, salah satu anggota "keluarga" gue di sekolah selain Adrian dan Krishna, punya satu kamar di apartemen depan sekolah gue. Nah, kebetulan waktu itu Fida mintaditemenin kami bertiga buat nganterin dia ke kamar apartemennya.

Kami sigap dan tanggap, dan langsung memencet tombol lift yang akan membawa kami ke lantai dimana kamar apartemen Fida berada. Lengkap dengan kunci, kami bagaikan trio maling desperate yang kebetulan nemu kunci apartemen. Awalnya, liftnya biasa-biasa aja. Otak jahil kami belum berkembang sampai batas minimal yang dibutuhkan.

Perlu diketahui, apartemen disini sangatlah gelap dan sepi meskipun di siang hari. Kayaknya para penghuninya gak ada niat sedikitpun buat berinteraksi dengan penghuni lain.

Kami langsung menuju lift lagi untuk turun. Kali ini, otak kami sudah berkembang sedikit, meskipun ke arah yang lebih buruk. Jadilah gue dan Krishna memulai ulah kami kali ini. Awalnya dengan menekan kedua tombol atas dan bawah lift, jadi kami mendapat lift lebih lama dari sebelumnya.

Karena bosen dan emang iseng, gue akhirnya mencet satu tombol penunjuk lantai. Awalnya tujuan kami itu LG, namun gue klik angka lain. Krishna juga mulai ikutan, dan akhirnya kami berakhir dengan memencet semua tombol penunjuk lantai, kecuali lantai LG.

Begitu terus, sampe kami gak pernah nyampe di lantai tujuan. Akhirnya kami putuskan untuk menyudahi permainan ini, kasian penghuni yang lain.

Namun, emang dasarnya manusia imbisil, kami punya mainan baru: mencet tombol tutup pintu lift lalu ngejulurin kaki ke pintu lift, jadinya pintunya gak mau nutup. Berulang-ulang, ada kali sekitar 40-50 kali gue sama Krishna iseng begitu sementara Adri cuma geleng-geleng kepala. Bukan, bukan menganggap perbuatan kami jelek, tapi berusaha mensugestikan dirinya agar gak ikut-ikutan permainan yang akhirnya membawa malapetaka ini.

Kami akhirnya nyampurin kegoblokan yang pertama tadi dengan kegoblokan yang kedua. Akhirnya, di tiap lantai yang kami lewatin, pasti kami ngejulurin kaki. Begitu dan begitu seterusnya.

Karena pepatah kegoblokan ada batasnya, maka gue pengen nyudahin ini permainan. Takut-takut juga liftnya rusak, ntar nyaho booo~

Lalu apa yang gue takutin terjadi.

Sampai di lantai 5, pintu lift terbuka. Di depan lift, sama sekali nggak ada orang. Gue berpikir ini cuma kerjaan orang yang sama isengnya dengan kita. Lalu akhirna gue mencet tombol tutup pintu. Lagi, Krishna ngejulurin kaki lagi di sela-sela pntu, hingga pintu lift menolak tertutup. Setelah beberapa kali, akhirnya Krishna udahan dan gue kembali memencet tombol penutup pintu lift.

Anehnya, ketika gue pencet, gak ada reaksi apa-apa dari pintunya. Pintunya tetep diem, gak gerak sedikitpun. Gue coba pencet lagi, dan gak ada reaksinya. Gue mulai parno, Adri nyuruh gue buruan tutup pintunya, dan si Krishna gak sengaja pipis di lift. Ini adalah ringkasan script dari apa yang terjadi.

Gue: *masang muka panik* "Eh bro, ini kok liftnya gamau ketutup ya pintunya?"
Adri: "Ah gamungkin sini gue pencet." *mencet tombol dan gaada reaksi dari lift* "Eh iya bener deng..."
Gue: *mencet tombol lantai LG* "Yah ini dipencet tombol lantai juga gamau jalan nih, gimana dong?"
Krishna: *masih kencing di lift, bingung karena gak ada air buat cebok*
Adri: "Aaaah elosih jadi rusak gini, bingung kan lu!"
Gue: "Yee, maap, lo juga ikutan kan tadi."
Krishna: *selesai pipis, akhirnya gak cebok* "Elah mana sini gue pencet." *gagal, masang muka parno*
Gue: "Eh gimananiiih!? Kok berhenti begini? Gaada orang yang mencet kan!?" *panik, bener bener ketakutan*
Gue, Adri, Krishna: *ketakutan, ngeliat keluar lift ke koridor lantai yang gelap dan sepi*
Krishna: *keluar lift* "Udah lewat tangga darurat aja!"

Akhirnya kami putusin buat turun lewat tangga darurat. Gue paling belakang, dan entah kenapa gue bener-bener ngerasa horor saat turun tangga itu.

Untungnya gaada error di tangganya, untung gak ada anak tangganya yang rubuh atau gimana gitu.

Akhirnya kami berhasil keluar, tapi sepertinya liftnya belum turun kebawah. Kampret, pikir gue, baru sekali iseng di apartemen udah ada yang marah aja.

Well, kalian, berhati-hatilah saat bermain-main di elevator. Nanti jadinya kayak gue loh, gamau kan misalkan lo iseng terus kejebak kayak gue tadi. Mau berberapa juga pasti horor......

Sekian untuk postingan kali ini, bye! :D

Minggu, 28 Agustus 2011

Marhaban Ya Lebaran~

Heiho kawan semua! Apakabar? Maaf lama ga menyapa dan membuat postingan blog ini hehe. Maklumin yah, berhubung gue itu orangnya mutan (maksudnya mood-an, bukan mutan yang biasa muncul di film-film eksyen) terhadap sesuatu makanya kalo gue ngepost itu tergantung suasana hati *ea*. Makanya nih postingan terakhir gue itu Februari, Kira2 sekitar 6 bulan delay sampe postingan sekarang -__- Maapin yah maapin, astagfirullah yah.... #syahrimin.

Aaanyway, bagaimana nih puasanya kawan-kawan? Ada berapa bolongnya? Gue sendiri alhamdulillah 0 sampai saat ini, dan insya Allah tetap 0 buat sebulan ini. Buat yang cewek maklumlah kalau banyak bolongnya, kalo yang cewek nggak ada bolongnya saran gue cuma dua: 1. periksa umurnya dan 2. periksa rahimnya. Lebih heran lagi kalo yang cowok banyak bolongnya, sebaiknya tanya dia, lebih senang sabun atau baby oil? #eh

Cut it. Gonna make it to the topic.

Well, sebagaimana kita tau, malam nanti adalah sahur terakhir di bulan Ramadhan tahun ini, tahun 2011 Masehi (gue lupa tahun Hijriahnya). Ini berarti kita akan lepas dari shaum wajib sebulan penuh ini. Reaksi orang banyak, ada yang senang, ada yang kesenengan, ada yang sedih, atau bahkan ada yang ga terima. Kebanyakan golongan yang sedih dan ga terima ini adalah mereka yang religius. Well, emang banyak sih. Kalo dipikir bener juga, soalnya gaada jaminan kita bakal ketemu sama bulan Ramadhan berikutnya.

Gue awalnya biasa-biasa aja sama golongan yang sedih ini, sampe sekarang pun juga. Tapi tergantung alesannya. Kalo yang punya TV di rumah, pasti taukan ada iklan produk makanan lokal yang sedikit mengganggu. Buat yang punya TV ya, kalo enggak punya bisa tanya temennya. Nggak punya temen juga? Kelaut aja.

Jadi di dalam iklan itu ada line begini:

"Coba puasa sama lebarannya sepanjang tahun, jadi kita bisa makan enak terus deh!"

Anak kecil yang ngomong begitu di iklannya sambil senyum. Respons yang menggaung di hati gue *ea* setelah gue melihat iklan tersebut adalah:

HEEELLO!? SEPANJANG TAHUN? LO AJA KALI YEEE!

Sumpah, gue marah, bener-bener kesel deh. Seburuk apa ekonominya sampe2 cuma bisa makan enak psa lebaran, apalagi soal puasa sepanjang tahun. Sorry bro, I have my own limit. Bahkan gak ada puasa sepanjang tahun begitu. *kesel sendiri*

Yaa lupakanlah soal ini. Mari kita menghadap kepada 3 hal terpenting yang akan menemui kita, atau paling tidak, yang kita inginkan: 1. Idul Fitri, 2. Lebaran, dan 3. THR.

Semuanya penting, dan gue pikir kalau nomor 1 itu setiap muslim itu insya Allah dapet ya, kecuali buat yang lagi "dapet". Nomor 2 juga banyak pasti kan yang ikut maaf-maafan. Nah, poin masalah kita ini nomor 3, yaitu tunjangan hari raya atau biasa disebut THR. THR ini itu adalah rejeki, biasanya (dan kayaknya emang pasti) berupa uang dengan nominal tertentu, tergantung pada kemurahan hati yang memberikan. THR itu juga salah satu hal yang paling ditunggu oleh orang-orang khususnya anak kecil. Coba deh kalo kalian punya adek yang masih SD, coba tanya ke dia "Dek pengen THR gak?". Kalo jawabannya iya, berarti dia normal. Kalo jawabannya tidak, coba periksakan ke dokter.

THR ini juga mungkin salah satu hal yang makin dirindukan. Entah darimana, sebuah hukum tentang THR muncul. Bunyinya begini, "Bilamana seseorang bertambah jumlah umurnya menjadi remaja, maka berkurang pula jumlah THR-nya.". Ini hukum yang telak banget, susah ada orang yang bisa memungkiri *ea*. Sebagai contoh orang yang kena aturan ini, adalah gue.

Gue bisa dibilang sebagai calon orang yang bakal terjegal sama aturan tadi. Bisa diambil contoh begini, dua hari yang lalu gue, Billy (adek gue), dan nyokap gue pergi ke rumah adiknya nyokap gue. Niatnya disana mau ngobrol-ngobrol sama ngasihin beberapa barang yang bakalan dibawa mudik ke Klaten. Berhubung keluarga gue ini ga mudik (yang disebabkan oleh banyak faktor X), jadinya nyokap gue nitipin barang-barang ke adiknya. Nah, saat lagi ngobrol, datenglah itu temen nyokap dan adiknya nyokap gue. Nah entah kenapa, dia kayak berbaik hati gitu ngasih-ngasihin THR duluan. Akhirnya Billy dan 2 sodara gue dikasih 50.000. Tau apa? Gue cuma dikasih 10.000.

10.000 sodara-sodara. 10.000 rupiah. Ya, RUPIAH. Kalo dikasihnya US DOLLAR sih gapape dah.

Setelah gue tanya kenapa, ternyata alasannya sederhana. Karena gue udah kelas XI SMA. HELOH? Yekali deh cuma gara-gara urusan kelas jatah gue berkurang. Gini-gini gue masih mau 14 tahun! Gue gak terima!

Sedih juga sih... Tapi apa boleh buat. Ini sudah rencana dari Yang Maha Kuasa. Buat kalian yang bernasib sama kayak gue, kalian gak sendiri kok. Buat yang punya adek, colong aja THR adeknya *eh*.

Ohiya, sebeljum menutup postingan kali ini, gue punya rekomendasi manga bagus nih. Judulnya Kami Nomi zo Shiru Sekai, atau terjemahan Inggrisnya itu The World God Only Knows, yang dibuat sama Tamiki Wakaki-sensei. Ini komiknya unik, dan keren. Alur ceritanya kreatif, ga banyak orang yang bisa bikin komik kaya gini. Cewek-ceweknya juga cantik, yang mana merupakan daya tarik utama komik ini. Gue aja sampe berpaling dari wanita-wanita dunia nyata ke wanita virtual begini :3 Buat yang mau download animenya bisa klik disini (Season 1) dan disini.

Yak sekian! Jaa ne, minna!

Kamis, 03 Februari 2011

Drum Band Wiramadhara Vijaya goes to IOMBC! IOMBC! IOMBC!

Halo semua! Kembali ke blog gue yang usang karena lama tidak diupdate. Suram? Memang.

Btw gue baru dapet modem baru loh. Kecil imut gitu deh, lucu loh :3 Akhirnya gue bisa ngenet pake laptop lagi di rumah :3 *norak*

Yak gue gak mau banyak bacot di pembukaan posting kali ini. Kalo biasanya gue kebanyakan pembuka kayak lagi baca UUD, sekarang tenang saja.

Topik kali bisa dilihat dari judulnya: DBWV goes to IOMBC. Nah buat yang gak tau IOMBC itu apa, IOMBC itu adalah singkatan dari Indonesia Open Marching Band Competition. Eh apa Championship ya? Ah bodo ah, gak penting. jadi, DRUM BAND WIRAMADHARA VIJAYA bakalan jadi salah satu peserta dan insya Allah gue juga akan ikut serta dalam lomba kali ini.

Biasanya, lomba itu pasti membutuhkan latihan. Nah, disini skuad DBWV juga berlatih gila-gilaan. Coba dibayangin, latihan intensif sepulang sekolah sampai jam 8 malam. Sabtu dan Minggu sampai jam 4 - 5 sore. Sebenernya latihan ini udah lama dimulainya, sejak libur tahun baru kemarin. Cuma entah kenapa gue gak ngerasa kayak dapet materi dari latihan di liburan tahun baru. Maklum, skill gue masih cupu. Kebetulan gue mainin quints toms, yang pola pukulannya agak ribet dan sulit buat diinget. Jadi, pas liburan kemaren gue udah bener-bener kayak orang goblok. Pas fullband gue beku, terpaku, membisu, diam seribu bahasa ngeliatin yang lain main. Sementara gue quints sendiri plangak-plongok ngeliatin keadaan, bingung mau main apaan. Sebenernya sih ada kakak kelas gue yang juga main quints, tapi karena sesuatu hal dia gabisa dateng sekali pun selama liburan akhir tahun itu.

Dimulai dari Januari, jadwal latihan intensif mulai diberlakukan. Kaget banget, soalnya capeknya itu gak nahan. Apalagi setelah sekolah, capeknya dobel atau bahkan tripel. Ngafalin pelajaran, ngafalin pola, dan pegel-pegel. Pulangnya pun nyaris larut malam. Karena mungkin anak-anak DBWV angkatan 26 (angkatan gue sekarang) itu baru pertama kali merasakan intensif kayak gini, jadilah banyak yang mengeluh. Termasuk gue. Meski gue udah kebiasa pulang malem tanpa alasan yang benar adanya, tapi tetep aja ini capek banget. Untung aja kakak kelas quints gue udah bisa latihan intensif, jadi gue punya secercah sinar harapan menembus dari lubuk hati yang paling dalam. Punya temen ngafalin pola, karena pas latihan libur akhir tahun gue ngafalin pola sendirian. Dan itu gak enak. Battery (tim yang main alat perkusi) memiliki pergantian-pergantian pemain buat lomba kali ini. Snare drum yang tadinya ada 4 orang kini tinggal setengahnya. 2 orang lainnya, yaitu ka Vindy dan Fibe udah agak sulit untuk menyusul materi. Adapun si BD yang tadinya main bass drum 4 (yang diisi sama ka Septi) pindah ke pitt percussion, jadinya main timpani. Kebetulan BD dan Fibe itu sama-sama penyakitan, jadi mereka ketinggalan materi yang diberikan.

Intensif kita pun berjalan dengan nyaris mulus. Baru jadwal ketiga intensif udah ada desas-desus gak enak soal "penunggu" SMAN 14 di malam hari. Yah lo tau lah sekolah itu kalo malem kayak gimana, apalagi 14. Hiii. Merinding disko darurat. Belom lagi dengan adanya pemain yang kurang fit dan penyakit. Udah ada beberapa pemain yang asmanya kambuh, kebanyakan sih anak brass. Kalo gue beda lagi, kalo gue ayannya kambuh: petantang-petenteng ngetenteng quints sambil ngeluarin busa dari mulut.

Berbagai pola kami lewati, banyak fullband kami praktikkan, beribu-ribu kolor berterbangan. Gue kira latihannya "hanya" sebatas menghafal pola, ternyata gue lupa satu hal: display. Display adalah pola gerak pas main marching band, jadi gamungkin kan kalo pas main kita diem doang? Nah itu dia. Latihan display ini sebenernya paling bikin tepar dan banyak kerugiannya. Pertama, kulit lo bisa makin item. Kedua, punggung dan pundak lo pegel ngebawa alat. Ketiga, kaki pegel-pegel tiap pindah chart. Keempat, lo bisa gila sendiri ngafalin chart display. Fuh, bener-bener deh capeknya. Tapi kami semua ikhlas, demi mendapat posisi 3 besar di IOMBC.

Gak kerasa sekarang udah masuk Februari, yang berarti makin dekat sama IOMBC. IOMBC sendiri dilaksanakan pada Jum'at, 18 Februari 2011. Tinggal menghitung hari aja sih sebenernya. Banyakin berdoa dan latihan.

Berhubung karena ini lomba pertama gue, gue berharap yang terbaik aja. Gue pengen apa yang kami semua latih selama ini bakalan berdampak positif dan menghasilkan hasil yang positif juga pastinya. Meskipun kadang-kadang gue kocar-kacir pas latihan, tapi gue pingin DBWV jadi 3 besar! Kalau bisa juara 1! Amin! Doakan DRUM BAND WIRAMADHARA VIJAYA menjadi JUARA SATU di IOMBC!

Oh iya, sebelumnya gue juga sempet ngescout tim marching band MBRASS 68. Kebetulan tim MB dari MBRASS bakalan jadi kontestan juga di IOMBC. Jadi lumayan lah, melihat latihan lawan.

Yak, segini dulu aja ya ngepostnya. Capek nih, pegel sekali tangan!